Minggu, 03 Mei 2015

MAHASISWA YANG LUMPUH INGATAN

MAHASISWA YANG LUMPUH INGATAN
Orang-orang harus dibangunkan
Kesaksian harus diberikan
Agar kehidupan bisa terjaga
-WS. RENDRA-

Kita tertidur terlalu nyenyak, ngorok sambil tersenyum, menghembuskan napas dari waktu kewaktu, menghirup udara yang ada disekitar kita tanpa sadar kalau ingatan kita telah dilumpuhkan.
melirik ke_kiri dan ke_kanan, ke_depan dan ke_kebelakang semuanya hanya mimpi dan harapan.
Lantas kapan kita berhenti menghayal dan mencoba keluar dari zona nyaman.?
Kita semua tau kalau kita mahasiswa, tetapi tidak pernah sadar tentang bagaimana seharusnya mahasiswa. Kita terlalu menikmati setiap omongan, setiap aturan, serta setiap tindakan yang terjadi dilingkungan. Apakah lingkungan kita ini sudah hijau? apakah lingkungan kita ini sudah mampu membentuk kita sebagaimana tujuan pendidikan yang seharusnya?
Mengetahui bahwa pendidikan telah berkembang sangat jauh, telah mencetak intelektual yang tidak terhitung dan kita juga telah diakui kalau sekarang ini kita sebagai mahasiswa yang berintelekual tinggi, namun masih perlu dilirik ulang sejauh mana kita terlibat didalamnya.
Menghabiskan waktu dalam dunia pendidikan bukan tidak punya tujuan melainkan kita punya tanda tanya yang harus dijawab. Lantas bagaimana tanda tanya bisa terjawab, jika pertanyaan saja sudah dianggap bising.
Melihat peristiwa berlangsungnya pembelajaran yang seakan-akan mereka mengajak kita untuk menjadi seperti dirinya, sehingga tidak lagi melirik hal yang diluar dari dirinya.
Ketika pendidik mengharuskan didikannya untuk menjadi dirinya maka pendidik harus mampu melihat dari luar dirinya sendiri. Jika tidak maka disinilah sebab terbentuknya jarak antara didikan dan pendidik. Ketika sudah ada jarak maka kekuatan simbolik akan berperan penting didalamnya, adalah munafik ketika kita mengatakan bahwasannya eksistensi itu ‘tidak dibutuhkan.
Jika peristiwa ini sedang menerjang kita lalu kita hanya diam dan menikmatinya, lantas dimana lahan dan upaya kita mengenai HAK dan Kewajiban kita sebagai mahasiswa.
Peristiwa kekuasaan sudah terjadi dimana-mana, hal ini terjadi karena dari dulu indonesia sudah menjadi lahan para kolonial, namun sangat disayangkan ketika kolonial adalah orang tua kita sendiri.
Tidur kita mungkin terlalu nyenyak hingga banyak peristiwa yang tidak dapat disaksikan, sebagian yang sudah menyaksikannya mungkin tidak punya kekuatan sehingga mereka mencoba kembali ke zona nyaman. Bukankah ini bukti kalau ingatan kita sudah dilumpuhkan.
Begitu banyak tumpukan buku yang hanya dijadikan aksesoris kamar, begitu banyak lembaran yang sudah dilalui hanya sebagai hiburan imajinasi, dan ratusan coretan diatas kertas yang hanya sebagai kegiatan untuk menghabiskan waktu. Beberapa hari lagi kita akan membentuk komunitas besar yang diberi nama “DDA” Datang Diam Absen !!!.
Mungkin sudah saatnya terbangun dari tidur kita dan membuka mata mencari jalan yang pantas kita tempuh yang dapat dijadikan navigasi-navigasi untuk menuntun kita kembali menjadi sebagaimana layaknya kita sebagai mahasiwa.


*Saya calon mahasiswa yang dinamakan mahasiwa yang merasa sedang dalam terjangan para pemodal simbolik.




DP_1#_Yogyakarta 2-05-2015





Tidak ada komentar:

Posting Komentar