MAHASISWA
YANG LUMPUH INGATAN
Orang-orang
harus dibangunkan
Kesaksian
harus diberikan
Agar
kehidupan bisa terjaga
-WS.
RENDRA-
Kita
tertidur terlalu nyenyak, ngorok sambil tersenyum, menghembuskan
napas dari waktu kewaktu, menghirup udara yang ada disekitar kita
tanpa sadar kalau ingatan kita telah dilumpuhkan.
melirik
ke_kiri dan ke_kanan, ke_depan dan ke_kebelakang semuanya hanya mimpi
dan harapan.
Lantas
kapan kita berhenti menghayal dan mencoba keluar dari zona nyaman.?
Kita
semua tau kalau kita mahasiswa, tetapi tidak pernah sadar tentang
bagaimana seharusnya mahasiswa. Kita terlalu menikmati setiap
omongan, setiap aturan, serta setiap tindakan yang terjadi
dilingkungan. Apakah lingkungan kita ini sudah hijau? apakah
lingkungan kita ini sudah mampu membentuk kita sebagaimana tujuan
pendidikan yang seharusnya?
Mengetahui
bahwa pendidikan telah berkembang sangat jauh, telah mencetak
intelektual yang tidak terhitung dan kita juga telah diakui kalau
sekarang ini kita sebagai mahasiswa yang berintelekual tinggi, namun
masih perlu dilirik ulang sejauh mana kita terlibat didalamnya.
Menghabiskan
waktu dalam dunia pendidikan bukan tidak punya tujuan melainkan kita
punya tanda tanya yang harus dijawab. Lantas bagaimana tanda tanya
bisa terjawab, jika pertanyaan saja sudah dianggap bising.
Melihat
peristiwa berlangsungnya pembelajaran yang seakan-akan mereka
mengajak kita untuk menjadi seperti dirinya, sehingga tidak lagi
melirik hal yang diluar dari dirinya.
Ketika
pendidik mengharuskan didikannya untuk menjadi dirinya maka pendidik
harus mampu melihat dari luar dirinya sendiri. Jika tidak maka
disinilah sebab terbentuknya jarak antara didikan dan pendidik.
Ketika sudah ada jarak maka kekuatan simbolik akan berperan penting
didalamnya, adalah munafik ketika kita mengatakan bahwasannya
eksistensi itu ‘tidak dibutuhkan.
Jika
peristiwa ini sedang menerjang kita lalu kita hanya diam dan
menikmatinya, lantas dimana lahan dan upaya kita mengenai HAK dan
Kewajiban kita sebagai mahasiswa.
Peristiwa
kekuasaan sudah terjadi dimana-mana, hal ini terjadi karena dari dulu
indonesia sudah menjadi lahan para kolonial, namun sangat disayangkan
ketika kolonial adalah orang tua kita sendiri.
Tidur
kita mungkin terlalu nyenyak hingga banyak peristiwa yang tidak
dapat disaksikan, sebagian yang sudah menyaksikannya mungkin tidak
punya kekuatan sehingga mereka mencoba kembali ke zona nyaman.
Bukankah ini bukti kalau ingatan kita sudah dilumpuhkan.
Begitu
banyak tumpukan buku yang hanya dijadikan aksesoris kamar, begitu
banyak lembaran yang sudah dilalui hanya sebagai hiburan imajinasi,
dan ratusan coretan diatas kertas yang hanya sebagai kegiatan untuk
menghabiskan waktu. Beberapa hari lagi kita akan membentuk komunitas
besar yang diberi nama “DDA” Datang Diam Absen !!!.
Mungkin
sudah saatnya terbangun dari tidur kita dan membuka mata mencari
jalan yang pantas kita tempuh yang dapat dijadikan navigasi-navigasi
untuk menuntun kita kembali menjadi sebagaimana layaknya kita sebagai
mahasiwa.
*Saya
calon mahasiswa yang dinamakan mahasiwa yang merasa sedang dalam
terjangan para pemodal simbolik.
DP_1#_Yogyakarta
2-05-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar