GELAR SENI BUDAYA DAERAH JAWA TIMUR:
SUNRISE OF JAVA SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH PROVINSI
JAWA TIMUR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARAWISATA UNTUK PENUNJANG EKONOMI KREATIF -
TAMAN BUDAYA CAK DURASIM - SURABAYA
Oleh:
Dita
Abstrak
Gelar Seni budaya daerah merupakan agenda rutin yang dilaksanakan di
taman budaya cak durasim Surabaya jawa timur, salah satu tema gelar seni budaya
adalah sunrise of java, gelar seni budaya yang berasal dari banyuwangi. Sunrise
of java adalah salah satu tema yang dapat memberikan gambaran kesenian melalui
ikon-ikon pertunjukan seni baik tari maupun musik daerah. Pertunjukan yang
menjadi salah satu refresentasi suatu wilayah yang terdapat di jawa timur.
Upaya-upaya pengembangan kesenian daerah yang dikelolah oleh parawisata yang
tidak lain sebagai pelestarian seni budaya yang terdapat dibanyuwangi dan
sekalgus sebagai refresentasi kekayaan sumber daya manusia dan kekayaan alam
serta keratif masyarakat yang dapat menjadi sebuah daya tarik yang dapat
menujang kearah ekonomi kreatif dengan
upaya meningkatkan ekonomi dan lahan mata pencaharian buat masyarakat yang ada
di jawa timur.
Kata Kunci: Sunrise of java, pemerintah provinsi jawa timur dinas
kebudayaan dan parawisata, ekonomi kreatif.
I.
Pendahuluan
Sunrise of
java adalah
tema pertunjukan dalam gelar seni budaya daerah jawa timur yang meramaikan
taman budaya cak durasim jawa timur pada tanggal 17-18 april. sunrise of java
sebagai penamaan daerah banyuawangi yang berarti mata hari pagi karena letak
wilayahnya berada paling ujung timur pulau jawa. Banyuawangi dikenal dengan
sebutan diatas karena sinar matahari pagi pertama kali menerangi wilayah timur.
Tema diatas merupakan refresentasi wilayah yang mungkin sudah dikenal banyak orang karena setiap penulis mempertanyakan
pada orang-orang yang menghadiri acara tersebut kebanyakan mengakatakan sebutan
popular daerah banyuwangi hingga menurut penulis sendiri sunrise of java adalah
salah satu onometope dari rutinitas alam yang mempunyai filosofi dan makna
tersendiri kemudian dijadikan sebuah nama
wilayah banyuwangi dan hingga akhirnya dikenal dan oleh banyak orang.
Sunrise of java
penamaan daerah banyuwangi dengan bahasa inggris yang pertama kali menjadi
pusat pandangan saat melihat kearah panggung pandapa taman budaya cak durasim
yang di pajang pada sisi panggung dengan ukuran poster kurang lebih 5x3 meter.
Tulisan tersebut serasa memberi stimulus buat penulis hingga akhirnya muncul
interpretasi bahwa wilayah banyuwangi sudah hanyut pada arus globalisasi karena
penulis sendiri sebagai orang awam sangat tertarik melihat tema acara
tersebut karena membawa kesan kekinian.
Hal tersebut sangat menarik dimana karena menurut keterbatasan pengetahuan
penulis, masyarakat jawa pada umumnya masih menjujung tinggi bahasa local dan
ciri-ciri kedaerahan namun event saat
ini menggunakan bahasa inggris, hal ini lebih meyakinkan kepada penulis bahwa
event gelar seni budaya yang bertemakan sunrise of jawa sudah menjadi menjadi
campur tangan parawisata.
gelar seni
pertunjukan daerah yang terkesan kekinian ini menjadi menarik, penulis merasa
lagi berkunjung kewisata daerah banyuwangi, disekitar pekarangan taman budaya
cak durasim diwarnai dengan khas banyuwangi. Mulai dari penjual yang berjejer
mengelilingi panggung pertujukan semuanya membawa ciri khas daerah banyuwangi,
Mulai dari sisi kanan sampai sisi kiri panggung menjual kerajinan tangan,
patung, pakaian asesoris dan bahkan makanan ciri khas banyuwangi. setelah
beberapa jam mengelilingi taman budaya cak durasim, penulis diberi bingkisan
oleh panitia pelaksana gelar seni pertujukan daerah tersebut. Sambil istirahat
penulis membuka bingkisan yang berisikan
dengan beberapa buku dan makanan khas banyuwangi. Istirahat pun berlangsung
sambil membaca beberapa buku yang terdapat dalam bingkisan tersebut. Sembari
merebahkan badan paragrap demi paragrap juga terlewatkan dan menyimak sedikit
demi sedikit maksud yang terkandung didalam buku tersebut.
Buku-buku yang yang terdapat dalam
bingkisan itu membahas beberapa wisata yang terdapat dijawa timur seperti
misanya: pantai serang dan gua embul tug yang terdapat di Kabupaten
Blitar, gili timur dan pantai dalegan di Kabupaten Gresik dan
masih banyak lagi wisata-wisata yang terdapat beberapa kabupaten di Jawa Timur.
Buku-buku tersebut sebagaian besar hanya membahas maslah kekayaan alam dan jika
melihat even Gelar Seni Budaya Daerah Jawa Timur ini bukan hanya pementasan
kesenian budaya melainkan juga pameran kekayaan alam dan salah satu yang
menjadi promosi parawisata adalah menuliskannya buku-buku yang berisi tentang
wisata alam dan kesenian yang terdapat di Jawa Timur kemudian dibagikan kepada
mahasiswa sebagai pengunjung.
Upaya-upaya promosi terlihat sangat
menarik dan mempunyai nilai tambah atas deskripsi setiap wisata yang ada dijawa
timur. Cara yang dilakukan parawisata dalam pengenalan tersebut bukan hanya
melalui buka saja tetapi menggunakan piringan kaset VCD yang berisikan
lagu-lagu Jawa Timur seperti pada lagu Kangen
Mangetan yang dinyanyikan oleh Drs.
H. Sumantri, MM sebagai Bupati Magetan. Dalam lirik lagu tersebut diatas juga
merefresentasikan wilayah magetan dan menceritakan akan kerinduan oleh daerah
yang mempunyai kekayaan alam yang luar biasa[1].
Dengan cara-cara seperti diatas dapat
lebih luas memperkenalkan keberadaan wilayah dan kekayaan alam yang dimiliki.
Hal seperti diatas juga tidak terlepas oleh fungsi utama taman budaya Jawa
Timur seperti yang dikatakan oleh Sukatno, S.Sn, MM sebagai kepala UPT taman
budaya jawa timur. Beliau mengatakan bahwa taman budaya adalah ruanbg public
untuk beraktivitas berkesenian, baik sebagai tempat berlatih, eksplorasi,
workshop, maupun pementasan lainnya dan pameran yang didukung melalui program
kegiatan yang didanai oleh pemerintah maupun melalu partisipasi masyarakat.
Untuk itu menjadi harapan oleh semua pihak, dengan upaya-upaya seperti ini
masyarakat akan dapat kontribusi dalam melanjutkan kesenian dan kerajinannya
yang telah memberikan kontribusi dan nilai budaya bagi partisipasinya.
Dengan hadirnya berbagai tulisan-tulisan
ini tidak terlepas pada informasi pengenalan dengan upaya memberikan informasi
kepada pengunjung dalam upacara gelar seni budaya daerah. Semakin banyak yang
mengenal maka semakin banyak tertarik dan banyak menimbulkan rasa penasaran dan
rasa ingin mengunjunginya daerah-daerah yang penuh dengan keindahan alam dan
keragaman budayanya.
Beberapa upaya-upaya pemerintah dinas
kebudayaan dan parawisata yang menurut hemat penulis sebagai penunjang dalam
menuju ekonomi kreatif. Upaya-upaya tersebut sangat membantu dalam pengenalan budaya
local dan banyak menghasilkan ruang penghasilan buat masyarakat yang berada
sekitar tempat-tempat wisata.
Budaya, kekayaan alam, dan kesenian
menjadi harta besar dalam pengembangan ekonomi kreatif dalam suatu wilayah.
Pemerintah dinas kebudayaan dan parawisata jawa Timur dapat mengelolah dengan
baik harta-harta tersebut dan taman budaya dengan event gelar seni budaya
daerah menjadi ruang yang tepat untuk menjadi wadah yang dapat menarikj
pengunjung dari berbagai daerah dan menjadi ruang promosi seperti yang
dikatakan oleh mengatakan bahwa upaya-upaya penerbitan buku-buku tersebut
sebagai bagian untuk mepromosikan keberadaan taman budaya jawa timur dengan
segala aktivitas dan kegiatannya.
II.
Gelar Seni Budaya Daerah Jawa Timur
Gelar seni budaya daerah dengan tema
sunrise of java mengahadirkan beberapa kesenian banyuwangi dengan kemasan yang
menarik yang dibawakan oleh seniman-seniman professional hasil pilihan
parawisata sangat menarik perhatian banyak penonton yang hadir
Suasana pandapa taman budaya cak duarasim
jawa timur begitu ramai dengan hadirnya pertujukan kesenian banyuawangi,
penulis merasa hadir dalam konser music
popular dengan berbagai mahasiswa dan masyarakat jawa timur serta pemerintah
juga ikut mengapresiasi event tersebut. Kursi bahkan tidak cukup untuk
menampung semua penonton yang hadir sehingga bagian luar pendapa juga banyak
yang berdiri.
Pengungjung yang hadir bukan semata-mata
menimati pertunjukan tetapi juga menikmati makanan khas banyuwangi dan membeli
asesoris dan pakaian-pakaian khas banyuwangi. Beberapa penonton terdekat kursi
penulis mengatakan bahwa gelar seni budaya daereah ini menjadi perhatian banyak
masyarakat di jawa timur. Gelar seni budaya daerah ini mempunyai event rutin
dan menyajikan beberapa kesenian secara bergiliran. Setiap satu bulan
menghadirkan dua tema pertunjukan dengan tema yang berbeda sesuai dengan daerah
yang sudah dijadwalkan.
Gelar seni budaya daerah yang diadakan
oleh pemerintah dinas kebudayaan dan parawisata ini bukanlah sekedar
pertunjukan melainkan mempunyai dampak lain yang dapat memberi kontribusi
kepada masyarakat jawa timur. Selain memberikan hiburan terhadap masyarakat
secara umu juga menjdai wadah pelestarian budaya, dimana pelaksana secara umu
adalah remaja. Hal ini menjadi salah satu cara pewarisan budaya karena
kebanyakan pemain dalam gelar seni budaya daerah itu adalah remaja. Hal
tersebut tidak jauh beda dengan institusi yang mengajak para genaerasi untuk
mengenal dan melestarikan budayanya. Upaya-upaya seperti diatas sangat jarang
ditemukan didaerah lainnya apa lagi dengan sumberdaya kreatifitas yang berbasis
kesenian. Kemabanyakan wadah kreatifitas yang muncul diera globalisasi ini
yaitu yang berbasis modernisasi jika diakaitkan dengan budaya local terkadang
tidak sesuai. Misalnya seks dancer yang yang hanya mempertontonkan keindahan
dan kemampuan penari dalam menggerakkan badannya. Hal ini bukan berarti hal
yang tidak layak dihadirkan dimasyarakat karena juga merupakan pertunjukan
seni. Namun perlu disadari bahwa pertujukan seni bukan hanya pertunjukan semata
melainkan pertujukan seni adalah tontonan yang bersifat mengibur dan tuntunan
yang bersifat panduan etika dan tentunya
sebagai refresentasi budaya masyarakatnaya.
Penulis melihat bahwa dalam gelar seni
budaya daerah jawa timur ini bukan konsep yang ringan dalam artian gelar seni
budaya banyak memberikan dampak kepada masyarakat. Dan salah satu keuntungan
besar buat masyarakat jawa timur karena
masih mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Meski tidak keseluruhan
masyarakat sebagai pelaku seni tetatpi bukan berarti mereka tidak mendapatkan
dampak positiof didalamnya. Karena hadirnya gelar seni budaya daerah ini juga
dapat membantu beberapa penjual, seperti penjaul-penjual es dan dan penjual
lainnya karena gelar seni budaya tersebut dapat menarik dan mengumpulkan banyak
orang yang kemudian bias menjadi pasar buat para penjual.
Upaya-upaya pemerintah dinas kebudayaan
dan parawisata jawa timur sangat terlihat perhatiannya terhadap kesenian dan
wisata alam. Meski setiap pemerintahan itu mepunyai politik yang berbeda yang
mungkin belum diketahui oleh masyarakat dan penulis sendiri belum dapat
menjelaskannya tetapi paling tidak dengan konsep-konsep yang hadir dapat member
kontribusi yang lebih terhadap masyarakatnya.
Perlu diketahui bahwa pemerintah
memberikan ruang bukan semata-semata pada kepentingan masyarakatnya melainkan
mereka menciptakan ruang juga tidak terlepas darei kepentingan dirinya sendiri.
Hal demikian mungkin perlu dilirik lebih jauh lagi khusunya para akademisi yang
menekuni ilmu-ilmu tertentu, dengan upaya serti itu masyarakat dapat lebih
sejahterah dan kemunbgkinan beswar dapat menimbulkan konsep-konsep baru yang
mungkin member kontribusi yang lebih besar pada masyarakat jawa timur.
Terlepas dari pemerintahan dianas
kebudayan dan parawisata jawa timur penulis juga berharap konsep-konsep
demikian dapat menjadi inspirasi buat pemerintahan lainnya yang ada di
Indonesia. Bagaiman menghadirkan wadah berkesnian dan wadah kreatifitas yang
sekaligus dapat memberi kontribusi buat masyarakat non seniman atau masyarakat
keseluruhan. Hal demikian dapat menjadi stimulus untuk membangun konsep-konsep
pelestarian budaya sekaligus mengupayakan penikatan ekonomi daerah dengan
menggunakan media-media kreatifitas yang tentunya tidak terlepas pada nilai
budaya.
Melihat jauh lebih dalam, kita perlu
menyadari bahwa pemerintah dinas kebudayaan dan parawisisata merupakan bagaian
darai struktur pemerintahan kenegaraan. Jika berbicara struktur maka tentunyua
tidak terlepas pada perhatian struktur diatsnyanya, maka dari itu penulis
menganggap bahwa upaya ini juiga menjadi salah satu politik atau cara
pemerintah untuk mencari focus pada struktur diatasnya. Sesuai dengan
keterbatasan bacaan penulis dengan hadirnya gelar seni budaya taman budaya cak
durasim mendapat perhatian lebih terhadap pemerintahan provinsi terbukti dan
adanya sarana prasarana yang diberikan pada pemerintah provinsi untuk
melestarikan budaya-budaya serta kesenian yang tedapat diberbagai daerah di
jawa timur.
Dapat dilihat dari salah satu blog
diinternet tentang berita rakyat
yang menegaskan bahwa provinsi Jatim sampai akhir 2014, memiliki
pelaku UMKM sekitar 6,8 juta, dan 30,31% dari jumlah tersebut
telah mendapat bantuan dari pemprov Jatim. UMKM dan sektor koperasi menyumbang
60,1 % atau sebesar Rp. 548,91 triliun terhadap PDRB Jatim yang mencapai Rp. 1.262 triliun[2]
Untuk itu gelar seni budaya daerah,
penulis menganggap bahwa salah satu mode untuk mendorong dan memperluas pasar
produk agar lebih mampu bersaing dengan dari segi ekonomi.
Pada sumber yang sama juga ditegaskan oleh
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dalam sambutan yang disampaikan Sekretaris Daerah
Provinsi Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi, MSi, saat membuka Gelar Seni Budaya
Daerah Kab Magetan, di Taman Budaya Jawa
Timur. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah didepan mata, yang dibentuk
dari keinginan negara-negara Asean untuk mewujudkan Asean menjadi kawasan
perekonomian yang solid dan diperhitungkan dalam perekonomian internasional,
utamanya dalam penguatan daya saing untuk memenangkan kompetisi global. MEA
menempuh empat tahapan strategis, meliputi pencapaian pasar tunggal, kesatuan
basis produksi, kawasan ekonomi berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata
dan terintegrasi dengan perekonomian global[3].
“Maka, daerah harus memberdayakan dalam mengolah potensinya dengan sumberdaya
sendiri, baik sumberdaya entrepreneur maupun sumberdaya teknis ekonomi
lainnya,” tandasnya.
Bupati Magetan H Sumantri, MM mengatakan,
dengan kekayaan seni budaya yang beragam yang ada di magetan dapat dikembangkan
dengan baik sehingga dapat PAD Magetan.
Kabupaten magetan terletak di kaki gunung lawu yang kaya objek wisata
alam seperti danau dan air terjun. Telaga sarangan merupakan salah satu obyek
wisata andalan Magetan, setiap tanggal 1 suro masyarakat sekitar melakukan
upacara labuh sesaji ke tengah telaga. Hal ini merupakan daya tarik witawan,
baik domestik maupun mancanegara.
Selain itu terdapat pula telaga wahyu,
bumi perkemahan Mojosemi, air terjun Tirtosari, Taman Ria Manunggal, dan Taman
ria Kosala Tirta. Sedangkan obyek wisata ziarah dapat berkunjung ke makam GBR.
AY. Maduretno dan monumen Soco. Hal-hal demikian menjadi sumber acuan dengan
hadirnya gelar seni budaya dengan upaya pelestarian dan keunggulan ekonomi dan
tentunya mengupayakan SDM lokal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dr H
Djarianto mengatakan, kegiatan gelar seni budaya daerah ini merupakan bentuk
sinergi antara pemerintah provinsi Jatim dengan kabupaten/ kota dalam mendorong
pengembangan dan promosi seni budaya,
pariwisata, serta produk berbasis seni budaya.
Taman budaya Jawa Timur sebagai unit
pelaksana teknis Dinas kebudayaan dan parawisata provinsi Jatim, merupakan unit yang
diharapkan mampu menjadi pusat kegiatan
seni Jatim. Dari sisi kalender event, kegiatan taman budaya dapat digunakan
sebagai promosi pariwisata budaya karena aksesnya mudah, jadwalnya pasti,
sajiannya menarik dan tempatnya jelas[4]
Dalam hal ini terlihat bahwa pemerintah
provinsi dinas kebudayaan dan parwawisatan jawa timur mengupayakan kekayaan
alamnya dengan cara melestarikan budaya dan kesenian untuk membangun ekonomi
kreatif masyarakat jawa timur.
III.
Kontribusi Sunrise off java pada masyarakat
Surabaya sekitaran taman budaya cak durasim
Sunrise
of jawa merupakan wadah yang dapat menarik perhatian dan mampu mengupulkan
banyak orang untuk menyaksikan riuhnya musik dan gemulai goyangan gadis-gadi
banyuwangi. Dengan hadirnya begitu banyak penonton masyarakat yang terdapat
disekitar taman budaya cak durasim pun merasa mendapat kontribusi. Penulis
mengelilingi sekitar pandapa pertunjukan ternyata banyak masyarakat yang
menjual rokok dan angkringan pun yang berada disekitar pendapa telihat ramai.
Dengan hadirnya
pertunjukan tersebut masyrakat Surabaya sekitan taman budaya cakdurasim dapat
menyaksikan pertunjukan dengan gratis. Dan sekaligus dapat mencari uang dengan
cara menjual dagangan yang bermacam-macam. Penulis dapat menyimpulkan dengan
hadirnya gelar seni budaya ini juga dapat member kontribusi banyak pada
masyarakat, selain masyarakat penjual juga masyrakat yang membutuhkan hiburan.
Penulis melihat
bahwa gelar seni pertunjukan yang berlangsung dipandapa taman budaya cak
durasim hanya melihat sebagai pertunjukan semata. Penulis sama sekali tidak
berfikir akan nilai budaya atau nilai keindahan local serta wujud perilaku
masyarakat banyuwangi yang terkandung dalam karya tersebut. Sejak pertama kali
melihat tema pertunjukan penulis sudah mendap stimulah bahwa gelar seni budaya
tersebut menjadi wadah penarik wisata, karena terlihat dari tema pertunjukan
yang berbasis budaya lokan namun secara wujud tema berasal dari bahasa inggris.
Dan yang lebih menyakinkan lagi ketika mendapat bingkisan yang betu banyak
buku-buku yang membahas tentang budaya dan tempat wisata yang terdapat disetiap
kabupaten wilayah jawa timur.
Mungkin ini sebuah
kedangkalan bagi penulis dalam mrelihat sebuah fenomena tetapi menurutku
mengamati fenomena social tidk cukup dalam waktu yang singkat, karena mendeskripsikan
perilaku sekelompok masyarakat dalam wadah tertentu membutuhkan histori sebagai
tolak ukur keberedaanya. Selain itu juga membutuhkan waktu panjang untuk
mencari data yang valid.
Dalam melihat
perilaku sekelompok masyarakat dalam satu wadah mebutuhkan waktu panjang diman
kita membutuhkan nara sumber yang tepat dan mebutuhkan data yang berbetuk
tulisan sebagai rangsangan awal untuk memfokuskan arah pencartian data. Penulis
tidak dapat menjelaskan secara luas kontibusi gelar seni budaya ini terhadap
masyarakat yang ada disekitarnya, namun dengan sedikit penjelsan diatas semoga
dapat memberikan gambaran kecil buat pembanca bahwa sebuah kegiatan masyarakat
tidak lahir begitu saja tanpa ada kolerasi dengan masyarakat yang lainnya. Gelar
seni budaya yang bertema sunrise off java terbukti menarik perhatian banyak
masyarakat dan memberikan kontribusi buat masyarakat baik diluar Surabaya
maupun masyarakat Surabaya sendiri.
Jika melihat
diluar dari konteks pertujukan itu sendiri juga terdapat kerajian-kerajinan
khas banyuwangi dengan harga murah. Salah satu penjual mengatakan bahwa
kehadiran mereka hadir memajang kerjinan tangan khas banyuwangi bukan sekedar
menjual melainkan salah satu cara untuk memperkenalkan kerajinan tangan
yangterdapat di banyuwangi karena kehadiran disini bukan semata-mata konteks
menjual maka sangat wajar jika harga yang dipasang sedikit murah dibandingkan
penjualan kerajinan yang terdapat diluar
taman budaya Surabaya.
Menurut penulis
hal seperti itu juga merupakan kontribusi besar buat masyarakat yang membeli
kerajinan tangan karena dengan adanya gelar seni budaya mereka dapat membeli
kerajinan tangan yang lebih murah. Selain itu juga pengunjung dapat memberikan
apresiasi sebagai penghargaan dalam kreatifitas orang lain.
Beberpa poin yang dapat memperlihatkan adanya kontribusi yang diberikan oleh masyarakat juga dan penulis mersa masih banyak kontribusi yang tidak sempat dijelaskan karena mungkin keterbatasan waktu dalam mengamati dan juga mungkin kedangkalan dalam melihat fenomena.
Kesimpulan
Gelar
seni budaya daerah yang bertema sunrise off java merupakan salah satu cara
pemerintah provinsi jawa timur dinas kebudayaan dan parawisata dalam
meningkatkan ekonomi kreatif. Dimana sangat terlihat mulai dari pihak
parawisata dan pemerintah daerah yang hadir memberikan sambutan selalu
membicarakan tentang kekayaan alam dan kesenian yang ada dijawa timur. Selain
itu juga terlihat akan banyaknya penjual yang mengelilingi pandapa pertunjukan
dan penjual senganja dilahidr dan termasuk dalam konsep acara gelar seni budaya
daerah tersebut.
Selain itu juga
diperjelas dengan adanya bingkisan ya ng diberikan kepada penulis yang berisi
tentang kesenian dan kekayaan alam sebagai tempat wisata yang terdapat disetiap
kabupaten yang terdapat di jawa timur. Hal demikian yang menjadi ikon-ikon
nyata yang mengantar pernyataan bahwa gelar seni budaya tersebut dalah salah
satu cara pemerintah provinsi dinas kebudayaan parawisata jawa timur dengan
upatya memperkenalkan budayanya dan kekayaan alam untuk menarik wisatawan guna
meningkatkan pendapatan ekonomi dan membuka lahan penghasilan buat masyarakat
jawa timur. Hal-hal diatas membawa pandangan penulis untuk melirik lebih jauh
bagaimana parawisata mengupayakan kesejahteraan rakyat melalui ikon-ikon
kesenian. Seiring dengan perkembangan jaman ini kesnian sudah diramuh menjadi
semenarik mungkin suapaya dapat menarik perhatian banyak orang. Hal yang paling
mendasar dan paling serin ditemukan diberbagai daerah adalah upaya-upaya
seperti diatas. Satu hal yang sangat disayangkan jika kesenian daerah yang
mepunyai nilai estetik yang tinggi dapat menjadi bahan keloh parawisata. Karena
menurut penulis secara tujuan sudah sanagt kontras dan akhirnya seni kedaerahan
tidak membangun prinsip dan nilai lokalitas lagi serta jauh dari penyampaian
estetis yang berbasi nilai budaya.
Yang perlu
disadari sekarang adalah karya seni daerah merupakan artefak dari peristiwa
lampau dan jika dikreasuikan dalam bentuk kemasan yang menarik masyarakat
secara umum menurutku kurang tepat. Kaerana perubahan bentuk juga dapat menjadi
perubahan esensi. Disini terlihaty bahwa upaya-upaya parawisata dapat memberi
kontribusi buat banyak masyarakat tetapi perlu dimengerti bahwa sesuatu yang
lahir bukan berarti segalanya bermanfaat namun bisa memberikan kerugian buat
hal yang lainnya.
[1]Lihat lagu dalam kaset kangen
magetan
[2]http://www.beritalima.com/2015/03/14/gubernur-jatim-melalui-gelar-seni-budaya-perluas-pasar-umkm
[3]Dapat dilhat dalam salah satu
buku yang diterbitkan oleh pemrintah provinsi jawa timur dinas kebudyaan dan
parwaista yang diberikan sebagai bingkisan kepada mahsiswa isi jogja.
[4]Kalender
Acara UPT Taman Budaya Jawa Timur Tahun 2015, (UPT Taman Budaya: pemerintah
Provinsi Dinas Kebudayaan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar